Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5 Fase (LC 5E) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi di Kelas X MA Darul Hikmah Pekanbaru

BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Dewasa ini pendidikan nasional sedang dihadapkan pada berbagai krisis yang perlu mendapatkan penanganan secepatnya di antaranya mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang bermartabat, unggul dan berdaya saing. Dengan kata lain, pendidikan harus di desain yang konkrit dan riil untuk mempersiapkan generasi bukan sekedar bertahan hidup dalam era globalisasi tetapi juga untuk menguasai globalisasi. Salah satu bentuk upaya tersebut adalah dilakukan perubahan dan perbaikan guna meningkatkan mutu pendidikan. Ada tiga hal utama yang perlu dilakukan dalam pembaharuan pendidikan, yaitu pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran, dan efektivitas metode pembelajaran.

Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menekankan pembelajaran berorientasi pada paradigma konstruktivistik. Pembelajaran konstruktivistik merupakan suatu pembelajaran dengan siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan pemahamannya terkait dengan belajar mengajar sains, termasuk Kimia. Adanya paradigma konstruktivistik berpengaruh kepada strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Pada proses pembelajaran guru berperan sebagai fasilitator dan siswa sebagai pembelajar aktif sehingga pembelajaran tidak berpusat kepada guru tetapi berpusat pada siswa (student centered).

Adapun materi pembelajaran kimia di kelas X semester 1 terdiri dari beberapa pokok bahasan, salah satunya adalah pokok bahasan tata nama senyawa dan persamaan reaksi. Tata nama senyawa dan persamaan reaksi merupakan suatu materi pembelajaran kimia yang bersifat hafalan. Sistem hafalan ini sering sekali membuat siswa menjadi kurang aktif dan merasa bosan dalam proses pembelajaran. Pada umumnya mereka hanya menghafal materi tersebut dan kurang memahami apa yang mereka hafal.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru mata pelajaran kimia, model pembelajaran Learning Cycle ini belum pernah diterapkan pada pokok bahasan tata nama senyawa dan persamaan reaksi di kelas X MA Darul Hikmah Pekanbaru. Permasalahan yang lain adalah masalah hasil belajar yang kurang memuaskan dalam pembelajaran kimia. Hasil belajar yang kurang memuaskan ini mengindikasikan siswa mengalami kesulitan belajar. Kemudian, pada proses pembelajaran siswa kurang kreatif sebab banyak berpusat pada guru (teacher centered) sehingga pembelajaran bersifat monoton. Hal ini menyebabkan berkurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga hasil belajar masih belum memuaskan. Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu metode yang dapat membuat siswa menjadi aktif dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Pembelajaran Learning Cycle sangat cocok digunakan untuk mengajarkan materi yang banyak melibatkan konsep, prinsip, aturan serta perhitungan secara matematis. Sehingga sesuai jika diterapkan pada pokok bahasan tata nama senyawa dan persamaan reaksi yang memerlukan suatu pemahaman konsep.Learning Cycle yang diterapkan dalam penelitian ini yaitu Learning Cycle yang terdiri dari 5 fase, yaitu fase pembangkitan minat (Engangement), eksplorasi (Exploration), fase penjelasan (Explaination), fase penerapan konsep (Elaboration) dan fase evaluasi (Evaluation). Dalam model pembelajaran ini siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 2-4 siswa dan bekerja sama dalam masing-masing kelompok yang sebelumnya telah mendapatkan arahan dari guru dengan memberikan apersepsi terhadap pembelajaran tersebut dan mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Kemudian siswa mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) berdasarkan kemampuan awal mereka masing-masing tanpa langsung mendapatkan penjelasan dari guru, sehingga siswa didorong untuk menciptakan hipotesis baru terhadap pembelajaran dan mencoba mencari pemecahan masalah dengan teman sekelompok. Selanjutnya siswa mempresentasikan hasil yang mereka dapat dengan kalimat mereka sendiri, sehingga siswa dapat lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Aktivitas dalam pembelajaran Learning Cycle inilebih banyak ditentukan oleh siswa sehingga siswa menjadi lebih aktif dan terciptanya suasana yang kondusif terhadap siswa itu sendiri. Dalam proses pembelajaran Learning Cycle setiap fase dapat dilalui jika konsep pada fase sebelumnya sudah dipahami. Setiap fase yang baru dan sebelumnya saling berkaitan sehingga membuat siswa lebih mudah mengerti dan memahami materi.

Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti tertarik dan merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5 Fase (LC 5E) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi di Kelas X MA Darul Hikmah Pekanbaru”

NOTE :

UNTUK PENJELASAN LEBIH LANJUT HUBUNGI AUTHOR DI :

EMAIL : iramahartika@gmail.com